Kenali Jeratan Setan Terhadap Para Peruqyah



Hendaknya seseorang yang diruqyah tidak mengandalkan atau menggantungkan diri kepada si peruqyah, karena dikhawatirkan hilang rasa tawakkalnya dan bisa menjerumuskan si peruqyah kedalam tipu daya setan. Bersikeras dan merasa optimis untuk mampu meruqyah sendiri dengan bagaimanapun juga sampai Allah memberikan kesembuhan kepadanya. Jika selalu bergantung kepada si peruqyah, maka setan akan menggunakan strategi atau jalan lain yang bisa mencelakakan si peruqyah juga. Diantaranya adalah:

Jeratan Setan Terhadap Para Peruqyah

– Akan muncul rasa ujub (bangga diri) dalam diri si peruqyah, karena si pasien merasa bergantung kepadanya, atau merasa cocok olehnya, sehingga tidak mau beralih kepada selainnya. Bahkan dia merasa yang bisa mengobati atau menyembuhkan hanyalah si peruqyah tersebut. Sehingga bisa jadi lama kelamaan dirinya disembah dan dipuja-puja.

- Akan muncul rasa ujub atau sombong dalam diri si peruqyah karena menyangka memiliki kekuatan yang luar biasa atau keimanan yang sangat baik sehingga jin atau setan yang ada dalam diri pasien bisa takluk dan takut kepada dirinya, adapun kepada yang lain maka jin tersebut tidak takluk. Bisa jadi ini adalah muslihat dari setan yang menampakan rasa takut atau pura2 takut kepada si peruqyah agar si peruqyah ikut terkena tipu dayanya yaitu muncul rasa ujub dan sombong. Ada kalanya setan berpura2 takut kepadanya agar bisa menipunya sehingga dia menyangka usahanya berhasil, ada ada kalanya setan berpura2 tidak takut kepada seseorang agar bisa menipunya juga sehingga dia merasa usahanya gagal, padahal itu semua adalah strategi2 setan.

- Si peruqyah akan memanfaatkan keadaan dengan meminta atau mengharapkan imbalan dari pasien. Seandainya dia tidak memasang tarif atau meminta imbalan, maka dengan jalan lain yaitu dengan menjual obat/dagangannya yang sudah diruqyah atau belum diruqyah dengan harga lebih tinggi dari lainnya. Ini adalah termasuk tipu daya setan untuk mengurangi atau menghilangkan keikhlasan seseorang dalam beramal.

- Si peruqyah akan bergantung kepada pengalamannya daripada dalil. Dia berdalih bahwa cara seperti ini sudah terbukti dan mujarab, sehingga dia meninggalkan cara2 yang syar’i dan beralih kepada cara2 yang terbukti menurut pengalamannya. Ini juga merupakan tipu daya setan untuk menjerumuskan si peruqyah tanpa kesadarannya.

- Menjadi senang berdialog dengan jin tanpa ada kebutuhan yang mendesak, sehingga dia menjadi bulan2an kedustaan oleh jin. Karena sesungguhnya jin/setan itu adalah makhluk yang pendusta.

- Akan menjadikan ruqyah itu sebagai profesi dan kemudian mata pencahariannya, sehingga dia selalu bergantung kepada profesi tersebut untuk mencukupi kehidupannya.

- Akan membuka peluang untuk didatangi oleh orang2 banyak yang meminta diruqyah olehnya. Hal ini akan menimbulkan kesalahpahaman oleh orang awam. Mereka menyangka, hanya dengan melihat banyaknya pengunjung yang datang kepadanya, peruqyah tadi mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sehingga dengan demikian, pentingnya peruqyah melebihi pentingnya bacaan-bacaan yang dibaca oleh peruqyah tadi, yaitu kalam Allah Subhanahu wa Ta’ala . Bahkan orang-orang awam tersebut tidak lagi melihat pentingnya apa yang dibaca oleh peruqyah, namun hanya melihat kepada peruqyah itu saja.

Semoga Allah senantiasa memberikan rasa ikhlas dalam diri kita, menambah kesabaran dan rasa tawakkal kita kepada-Nya. Wallahu a’lam.


No comments:

Post a Comment